Situs Mbah Bodo (Candi Sekar)
Masyarakat adat lereng Gunung Wilis di Kecamatan Sendang, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, menggelar tradisi siraman barongan yang diikuti belasan kelompok seni jaranan (kuda lumping), barongan, serta reog yang ada di daerah itu, Senin. Ritual tahunan yang digelar setiap 17 Agustus bersamaan dengan peringatan Kemerdekaan RI tersebut dipusatkan di situs Mbah Bodo yang merupakan situs peninggalan zaman kerajaan Majapahit di Dusun Nglurup, Desa Sendang, Kecamatan Sendang.
Tradisi yang konon telah berlangsung ratusan tahun tersebut dilakukan dengan cara menyiramkan air kembang yang diambil dari situs Mbah Bodo ke alat peraga seni barongan, dadak merak, maupun alat peraga seni tradisional lain yang menyerupai kepala naga.
Selain disiramkan ke setiap kepala barongan, air kembang yang diyakini masyarakat setempat memiliki tuah tersebut juga diminum para seniman barongan sebelum beratraksi dalam pawai budaya menyambut peringatan HUT Kemerdekaan ke-70 RI di jalan raya Kecamatan Sendang.
"Tujuan siraman barongan ini adalah untuk minta doa restu pada Yang Maha Kuasa agara masyarakat (Kecamatan) Sendang yang ada di Lereng Gunung Wilis ini diberikan selamat dan terhindar dari marabahaya," kata pemangku adat lereng Gunung Wilis, Suryaniadi usai ritual siraman. Ia menjelaskan, siraman tidak hanya diperuntukkan bagi kepala barongan yang berbentuk kepala naga, tetapi juga alat peraga seni lain seperti kuda lumping Jawa, jaranan senterewe, serta dadak merak. Total peserta siraman menurut Suryani mencapai 17 kelompok seni jaranan, barongan, reog kendang serta reog Ponorogo. Usai ritual siraman, acara dilanjutkan dengan pawai budaya di sepanjang jalan raya Kecamatan Sendang. Kegiatan yang berlangsung mulai pukul 08.00 WIB hingga 11.00 WIB berlangsung meriah karena belasan ribu warga sekitar lereng wilis "turun gunung" menyaksikan upacara adat serta pawai budaya yang digelar bersamaan dengan peringatan HUT Kemerdekaan ke-70 RI tersebut.