Nama Mekongga diambil dari nama suku tertua di Sulawesi Tenggara yakni Suku Mekongga yang merupakan penghuni pertama wilayah daratan Sulawesi Tenggara. Pegunungan mekongga menjadi hulu dari ribuan mata air sungai yang mengaliri beberapa kabupaten dan kecamatan. Sumber air itulah yang menjadi tumpuan bagi sektor-sektor pertanian di wilayah daratan Sulawesi Tenggara.
Sejak awal 1994, jalur ke puncak mekongga mulai dirintis oleh beberapa penggiat alam terbuka. Perintisan jalur memanfaatkan jalan perusahaan PT. HBI (Hasil Bumi Indonesia) yang sebelumnya sudah beroperasi di wilayah pegunungan mekongga. Jalan yang telah dibentuk perusahaan tersebut membentang luas meliputi 40 % wilayah pegunungan mekongga sampai ketinggian ± 2000 MDPL.
Seiring berjalannya waktu, sebagian besar pendaki gunung lebih memilih jalur pendakian melewati Desa Tinukari, Kec. Wawo. Meskipun ada beberapa alternative jalur seperti melewati Wawo dan Walasiho. Pendakian melewati jalur Desa Tinukari menjadi pilihan utama bagi seluruh penggiat alam tebuka yang akan menuju puncak Gunung Mekongga.