Vegetasi utama di kawasan pantai Nagari Ampiang Parak adalah mangrove dan cemara laut. Cemara laut yang merupakan tanaman penghijauan yang ditanam sejak tahun 2015 yang lalu.
Mangrove terdapat di wilayah perairan muara dari jenis Rizopora (bakau), Xylocarpus, burgueira, pidada dan nipah. Tanaman cemara laut dan bakau juga merupakan tanaman yang ditanam oleh kelompok masyarakat lokal dalam upaya penghijauan pantai dalam mencegah abrasi pantai oleh gelombang laut.
Hutan mangrove ini menjadi tempat yang cocok untuk tracking menelusuri hutan sembari melihat ekosistem yang ada didalamnya, misalnya burung, ikan, kepiting dan lain sebagainya. Kegiatan ini biasanya dilakukan oleh para pecinta lingkungan dan mahasiswa yang melakukan penelitian. Belakangan, wisatawan juga sudah mulai menyukai telusur mangrove sehingga menjadi atraksi.
Telusur Hutan Mangrove salah satu atraksi di Kawasan Ekowisata Amping Parak, dan satu-satunya di Pesisir Selatan. Kawasan Ekowisata Penyu Amping Parak memiliki hutan mangrove yang cukup luas dengan berbagai jenis, umur dan ukuran. Untuk menyusuri mangrove yang berukuran besar pengelola menyiapkan kano dan tenaga pendamping, namun bisa juga ditelusuri dengan berjalan kaki.
Hingga saat ini kami menyediakan lima unit kano individu. Sebaiknya atraksi ini dilakukan berkelompok mengingat rute yang harus ditempuh cukup panjang. Satu kano disewakan Rp50.000.
Untuk telusur mangrove bagi anak - anak, di kawasan ini telah disediakan tracking mangrove terbuat dari kayu. Pada tracking ini, wisatawan anak-anak hanya bisa menyaksikan mangrove setinggi 1-2 meter saja.
Di Amping Parak, selain menyediakan lima unit kano kami juga menyiapkan satu perahu rescue berbahan fiber bermesin listrik. Masing masing pemain kano juga dilengkapi dengan rompi pelampung, radio HT.
Tenaga pemandu atau pendamping terlebih dahulu akan memberikan informasi terkait areal main kano, cara bermain kano hingga berapa lama bermain kano. Dan yang terpenting pemandu akan menyampaikan cara - cara penyelamatan dalam kondisi darurat,