Tebokan, sebuah ciri khas yang menjadi nilai lebih sejarah jenang di Kaliputu. Dimulai tahun 2006, tradisi tebokan dimulai. Berawal dari inisiatif untuk peringatan tahun baru islam, sebagai wujud rasa syukur kepada Allah SWT.
Dibentuklah sebuah kirab menuju masjid, yang diikuti oleh anak-anak yang belajar mengaji pada salah satu pengrajin jennag Ibu Maslihah, dengan membawa jenang dan jajan pasar lain dengan menggunakan tampah dan diletakkan di kepala. Seiring berjalannya waktu dimana peserta yang mengikuti kirab ini semakin banyak, terjadi perpindahan tempat yang awalnya di masjid menjadi di balai desa. Selain itu, pernah menjalin kerja sama dengan pengusaha jenang di kaliputu hingga dinas pariwisata pada tahun 2010.
Pembentukan awal tradisi ini tidak terlepas dari pro dan kontra masyarakat sekitar. Dimana mereka menyakini pada tahun baru islam merupakan bulan yang suci atau sakral, sehingga meeka menyakini bahwa tidak baik jika mengadakan sesuatu yang bersifat hura-hura. Dan tidak sedikit dari sesama pengusaha yang muncul rasa tidak suka dengan pengusaha yang ikut mempelopori tradisi ini.