Tarian Semorak adalah tarian yang dibawakan oleh para penari laki-laki dewasa ketika penjemputan para tamu dan tarian Ua Jo adalah tarian yang dibawakan oleh kaum perempuan dewasa ketika penjemputan para tamu dalam lambaian sapu tangan merah sebagai tanda untuk masuk dalam desa dan bergabung bersama masyarakat dan merasakannya. Dengan kehidupan masyarakat yang sangat kental akan budaya adapun menjadi pantang/larangan yang diterapkan dalam kehidupan berbudaya, bermasyarakat dan berkeyakinan akan Sang Ilahi Rera Wulan Tana Ekan yang memberi hidup antar generasi ke generasi. Batas tanah menjadi hak ulayat yang tidak terpisahkan antara penuturan dan sejarah yang diwariskan. Jika ada konflik maka ritual adat dilakukan sebelum menuju ke tempat pertempuran sebagai tanda ikatan antara leluhur dan Nini Tana Ekan dalam melindungi keberadaan masyarakat di medan laga. Jika pertempuran itu mengalami kemenangan maka ada kegembiraan yang dirasakan oleh masyarakat dengan tarian Hedung merupakan tarian yang disimboliskan ketika menang dalam pertempuran perang yang dibawakan oleh penari laki-laki.