Tarian Caci mulanya merupakan sebuah tarian perang. Secara lebih khusus, nama tarian perang ini adalah ceka lajang yang pada zaman dulu berarti perebutan kekuasaan atau perebutan batasan wilayah. Sedangkan saat ini sering diartikan sebagai perang tanding.Maka dari itu, adanya latihan perang di malam hari dianggap sebagai persiapan oleh leluhur di masa lalu. Apabila seseorang yang ikut berlatih dianggap telah mahir atau mampu dalam latihan tersebut maka ia dikategorikan mampu untuk masuk di dalam medan perang yang sesungguhnya.
Berkenaan dengan permasalahan perang tanding, salah satu cara untuk menghindari terjadinya perang tanding adalah dengan melakukan kawin mawi. Dengan cara ini, diharapkan hubungan woe dan ine ame (anak rona dan anak wina) perang tanding berakhir dengan damai. Para leluhur di masa lampau mengalihkan tarian ceka lajang tersebut menjadi tarian caci yang terdiri atas dua orang saling beradu kemampuan. Terdapat perlengkapan yang khas dipakai ketika seseorang memainkan tarian ini :
Saat ini tarian caci merupakan salah satu warisan kebudayaan yang cukup menarik perhatian dunia dan layak untuk dipromosikan.Tapak – tapak sejarah bercerita bahwa pada masa lalu tarian ini hanya ditampilkan pada upacara – upacara adat seperti randang uma (kawin wagal) dan pada pesta – pesta adat yang penting.