• Home
  • Peta Sebaran
  • Kategori
    • Rintisan
    • Berkembang
    • Maju
    • Mandiri
    • Semua Kategori
  • Produk Wisata
    • Atraksi
      • Wisata Alam (7,027)
      • Wisata Budaya (5,745)
      • Wisata Buatan (3,281)
    • Paket Wisata
    • Suvenir
  • Informasi
    • Berita
    • Event
    • Materi Bimtek
      • Bimtek Jadesta
      • Dewan Juri ADWI 2024
      • Tahapan Penilaian
      • Kategori DTW dan Digital
      • Kategori Amenitas
      • Kategori Kelembagaan dan Resiliensi
    • Direktori
    • Pertanyaan dan Jawaban
    • Video 50 Besar ADWI 2021
    • Video 50 Besar ADWI 2022
    • Video 75 Besar ADWI 2023
    • Video 50 Besar ADWI 2024
  • Forum
    • ADWI 2024
    • ADWI 2023
    • ADWI 2022
    • ADWI 2021
    • Forum Jadesta
Login Daftar

Tari Lakadandio

Desa Wisata Liangkobori, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara
  • Profil Atraksi
  • Fasilitas

Tari Lakadandio adalah tarian tradisional yang berasal dari Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara. Tarian ini telah ditampilkan sejak masa Wa Ode Kamomo Kamba, putri dari La Ode Husein, yang menjadi raja Kerajaan Muna pada abad ke-16 Masehi. Tari Lakadandio biasanya dilakukan oleh para gadis remaja dalam rangkaian acara kedewasaan masyarakat Muna yang disebut Karia.

Nama Tari Lakdandio berasal dari Bahasa Muna, yang berarti “menari sambil berkeliling.” Penamaan ini didasari oleh gerakan para penari yang berkeliling seperti burung yang terbang berkeliling dengan sayap yang indah.

Tari Lakadandio berasal dari kisah mitologi tentang seorang bidadari yang tidak dapat kembali ke kahyangan. Dalam cerita rakyat Muna, ada delapan bidadari yang turun ke bumi untuk mandi di sebuah sungai. Kecantikan mereka menarik perhatian seorang pemuda yang mengintip para bidadari yang sedang mandi. Ia mencuri salah satu selendang bidadari tersebut, dan akibatnya, salah satu bidadari tidak dapat kembali ke kahyangan. Sang pemuda kemudian menikahi bidadari tersebut, dan mereka memiliki seorang anak perempuan. Namun, karena pelanggaran suaminya, bidadari tersebut harus kembali ke kahyangan, dan sebagai tanda perpisahan, dia menari sambil mendendangkan lagu.

Tari Lakadandio menggambarkan keindahan budaya dan mitologi dari daerah Muna. Semoga penari-penari ini terus memperkaya warisan budaya Indonesia. Tari Lakadandio diiringi musik gong, gendang, dan ndengu-ndengu (gong kecil 3 buah). Ditengah gerakan ada pula nyanyian merdu lakadandio sehingga menambah nilai estetik tari.

Fasilitas

  • Kesenian dan Budaya

QRCode Atraksi

Harga Mulai Dari

Rp 50,000

Kontak Desa Wisata

  • Desa Wisata Liangkobori
  • 085222145049
  • goa.liangkobori@gmail.com
  • Desa Iangkobori, Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna

Bagikan Atraksi

  • Share
  • Tweet


Jejaring Desa Wisata

Desa Wisata

  • Rintisan
  • Berkembang
  • Maju
  • Mandiri
  • Pencarian Desa Wisata
  • Wisata Alam
  • Wisata Budaya
  • Wisata Buatan
  • Pencarian Atraksi

Hubungi Kami

0812-1000-2190
info@jadesta.com
KEMENTERIAN PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA
© 2025
  • Close X