Semula, tempat ini hanyalah jalan para petani menuju ladang mereka di kaki Gunung Sago di jorong (dusun) Sikabu-kabu, nagari (desa) Tanjung Haro Sikabu-Kabu Padang Panjang, Kec. Luak, Kab. Lima Puluh Kota, Sumatera Barat. Di jalan itu dulunya di kiri dan kanannya, tumbuh ilalang-ilalang yang begitu lebat rumpunnya, hingga tak bisa melihat kecuraman tepinya.
Di jalan itu juga, jika terus mengukuti rutenya, kira-kira 4 atau 5 jam lagi bisa sampai Gunung Sago yang eksotis sekaligus mistis, yang tampak melintang panjang dari kota Payakumbuh.
Di jalan itu juga dulunya tumbuh sebuah pohon yang besar. Pohon itu bernama Kayu Kolek. Kayu yang bagi masyarakat dijadikan tempat beristirahat sepulang dari ladang. Tempat untuk menyandarkan penat sejenak.
Namun kini, puluhan tahun setelahnya, tempat itu telah menjelma sebuah panorama tak terduga, bahkan bagi masyarakat setempat. Oleh pemerintah nagari (desa), jalan para petani itu disulap menjadi dataran yang cukup luas untuk para “pemburu” pemandangan alam. Terlepas itu untuk kebutuhan eksis di media sosial, ataupun memang untuk memenuhi kebutuhan visual seraya memuja-muja semesta.
Kenapa tidak, dari atasnya, sejauh mata memandang, disiang yang terang akan tampak bukit-bukit berbaris saling menggengam. Gunung Bungsu tampak begitu erotis dari kejauhan, puncak yang menonjol di atas awan tampak serupa puting payudara perawan. Sedangkan pada malam hari, jika sedang cerah-cerahnya, Kayu Kolek bak panggung Symponi yang megah, kelap kelip lampu di kota Payakumbuh bak pijar cahaya mata jutaan penonton.
Kayu Kolek tergolong destinasi yang begitu unik. Kenapa unik? Karena tempat ini bisa dikunjungi setiap waktu. Menikmati kemunculan pagi dengan segelas kopi, berangin-angin diteriknya siang, merekam senja-senja yang melembayung, hingga bersunyi-sunyi di keheningan malam.
Fasilitas yang tersedia, lapangan yang lumayan luas yang diberi paving block. Yang bisa digunakan untuk mendirikan tenda, senam. Kemudian untuk parkir yang bisa menampung 60 unit kendaraan roda 4 dan ratusan kendaraan roda 2. Selain itu, Wc umum sekaligus kamar mandi yang disediakan gratis untuk pengunjung, Mushalla untuk sholat, kantin dengan jajanan ringan dan kopi panas. Yang terpenting adalah tempat selfi dengan latar sawah-sawah serta gugusan bukit barisan.