merupakan ritual aruh adat suku Dayak Deah di Kalsel, khususnya . Belakangan, ritual ini dijadikan sebagai festival budaya tahunan yang berlangsung pada bulan Juli,
sebelumnya dilangsungkan secara sendiri-sendiri oleh warga setempat, beberapa tahun terakhir, mereka bersama-sama saling gotong-royong merayakan pesta panen.
Bahkan, kini arut adat juga dapat dinikmati oleh masyarakat luar.
Dalam kegiatan , ada sejumlah ritual adat yang digelar sebagaimana disampaikan Ketua Pokdarwis Desa Liyu, Megi yang juga satu tokoh penting dalam penyelenggaraan .
"Ada beberapa ritual adat yang wajib dilakukan pada kegiatan . Semuanya adalah bentuk syukur sekaligus doa agar selalu dijauhkan dari marabahaya,
Dalam , biasanya warga menyiapkan makanan sehari sebelumnya.
Ada beberapa makanan wajib yang dibuat, semisal lamang dan sejumlah jenis kue traditional.
Kadang ada pula sajian-sajian dari kelapa bahkan ada sejumlah benda yang juga dimasukan dalam ritual.
sejumlah ritual memiliki makna tersendiri. Ada ritual yang menggambarkan nazar dari warga, menghantarkan perlengkapan mentah yang akan dimasak, tolak bala, mesiwah pare dan ritual adat lainnya.
Khusus tolak , ritual tersebut adalah untuk meminta agar masyarakat terhindar dari bala