Lesong Santok ini berawal dari peristiwa sederhana, pada zaman dahulu ceritanya ada seorang istri yang meminta sang suami untuk menumbuk padi tersebut dengan menggunakan wadah yang disebut lesung dan alu sebagai alat penumbuknya. Cara menumbuk padi dilesung tersebut pun akhirnya menjadi tradisi masyarakat ketika selesai panen padi pada masa itu.
Menumbuk padi dilesung ini kemudian berlanjut pada acara marastaun / selamat kampong gawai gede orang belitong ketika ingin membuat Lepat (makanan khas pulau belitung) dan Ngemping Beras (Kuah Manis). Karena banyaknya padi yang akan ditumbuk maka menumbuk padi pada satu lesung tersebut pun dilakukan hingga 3 orang. Untuk hiburan memeriahkan suasana bergotong royong dan menambah semangat saat menumbuk padi atau emping beras inilah kemudian terciptalah Atraksi Lesong Santok. Dimana ada 3 orang yang saling menumbuk padi di lesong (lesung) memainkan alunya dengan saling santok (bersentakan) hingga kemudian menghasilkan bunyi tempo yang unik bahkan semakin lama di mainkan maka akan ada perkembangan gaya menumbuk oleh pemainnya.