Lamunana to’jolojolo Manduk Patinna oleh warga desa menegaskan kehadiran kelompok manusia pengguna budaya dari masa yang sangat lama yang telah menggunakan sumber-sumber alam di sekelilingnya dalam usaha memenuhi keperluan dan mempertahankan kelangsungan hidupnya. Di antaranya, mengeksploitasi batuan yang terdapat di sekitarnya untuk dijadikan alat batu dengan tujuan dapat dimanfaatkan untuk mengolah sumber-sumber yang tersedia dalam menunjang kebutuhan kesehariannya. Bukti lain adalah penemuan megalitik yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan ritual dan hunian.
Lamunan To’Jolojolo Manduk Patinna adalah kuburan tua yang ada di desa Kadingeh di situs ini ditemukan ratusan tengkorak kepala yang tersusun rapi. Tulang belulang dan tengkorak yang terdapat di Lamunan To’Jolojolo Manduk Patinna adalah jenazah dari leluhur warga desa Kadingeh. Tengkorak berupa kepala dan tulang beluang ini berada di sebuah gunung batu. Beberapa diantaranya tergeletak dibatu dan tersusun dan beberapa lainnya berada didalam sebuah peti kayu yang menggantung di gua batu.
Lamunan to’jolojolo Manduk Patinna yang ada di desa Kadingeh mirip dengan lamunan to’ jolojolo menyerupai kuburan yang ada di Toraja. Belum diketahui secara pasti apakah ada kontak budaya dengan Toraja terkait kuburan tua ini.
Bentuk peti mati di lamunan to’jolojolo Manduk Patinna bagian bawahnya berbentuk persegi panjang dan penutup peti menyerupai perahu. Dari sekian banyak peti jenazah yang ada dilokasi ini hanya terdapat satu peti jenazah yang memiliki ukiran. Hal ini diindikasikan bahwa jenazah yang disimpan di peti itu adalah jenazah seorang bangsawan dari desa Kadingeh.