Alkisah, dijaman penjajahan, orang-orang Belanda heran ketika disuguhi Umba-umba pertama kali. Mereka bingung bagaimana gula merah didalamnya bisa dimasukkan orang Makassar, karena tidak ada bekas tempat gula itu masuk, dan jika gula itu disuntik mengapa masih ada gula yang masih membatu dalam kue Umba-umba.
Umba-umba (Makassar) secara harfiah bermakna muncul. Ketika adonan dimasukkan dalam air mendidih, kue ini akan tenggelam, disaat telah matang akan muncul kepermukaan. Karena muncul kepermukaan itulah yang kemudian kue ini disebut Umba-umba oleh orang Makassar.
Muncul ke permukaan atau dalam bahasa Makassar disebut mumba itu diasosiasikan untuk menghadirkan (memunculkan) hal baik. Ini menjadi latar belakang Umba-umba menjadi penganan yang wajib ada dalam kultur Makassar disetiap hajatan penting pada siklus kehidupan manusia seperti pemberian nama (hakiqah), pengislaman (sunatan), dan pernikahan. Kue ini juga dibuat dan disuguhkan saat sedang berbahagia karena masuk rumah baru, atau mandapat rezki dari pencipta seperti membeli mobil baru atau saat menyambut tamu penting.
Menghargai budaya dan tradisi di Makassar kami mengajak Anda membuat dan menikmati Umba-umba saat bersilaturahmi ke Kampung Wisata Kebun Denassa.