Janger Menyali pertama kali diperkenalkan ke masyarakat umum di Alun-alun Desa Menyali, Kecamatan Sawan, Buleleng pas Hari Raya Galungan pada Buda Kliwon Sinta, Rabu (5/4) malam. Janger Menyali yang direkonstruksi ini sebetulnya sudah ada sejak abad ke-19, dulunya dipentaskan sebagai sarana untuk mengobati orang sakit. Setelah menjalani latihan secara marathon selama 2 bulan sejak Februari 2017 lalu, rekonstruksi Janger Menyali akhirnya dipentaskan perdana Para penari rekonstruksi Janger Menyali yang pentas perdana malam itu terdiri dari 24 orang atau 12 pasangan, masing-masing 12 lelaki dan 12 perempuan. Janger Menyali ini merupakan kesenian rekontruksi, yang disiapkan Dinas Kebudayaan Kabupaten Buleleng untuk tampil di Pesta Kesenian Bali (PKB) XXXIX, Sebagian dari mereka merupakan penari Janger Menyali generasi III dan IV, yang sempat jaya sekitar era 1970-an. Penampilan perdana lebih pas disebut ujicoba pentas---rekonstruksi Janger Menyali, Rabu malam, mendapat aplaus hangat dari krama setempat. Selain karena pemainnya yang rata-rata sudah berumur dengan usia kisaran 40-70 tahun, busana yang mereka kenakan juga cukup unik, bahkan cenderuing nyentrik. Penampilan nyentrik terlihat pada 12 Jipak (penari janger laki-laki) maupun Parik (penari perempuan). Para Jipak mengenakan pakaian ala tentara, lengkap dengan asesoris termasuk baret merah di kepala, sementara pakaian bawahan mereka berupa celana pendek dan kenakan sepatu. Inilah penampilan perdana rekonetruksi Janger Menyali, sejak mulai latihan intensif , Februari 2017 lalu. Selama ini, mereka latihan intensif 3 kali seminggu. Target pentas sesungguhnya adalah mewakili Buleleng di ajang PKB XXXIX 2017.Rekontruksi Janger Menyali ini dilakukan pihak Dinas Kebudayaan Buleleng, bukan semata untuk ditamp;ilkan di PKB 2017. Lebih dari itu, rekonstruksi dilakukan menyusul ancaman kepunahan dan terkikisnya Janger Menyali oleh gaya janger modern yang berkembang di Bali. Kesenian Janger ini kemudian menjadi ciri khas Desa Menyali dan sempat dilombakan pada acara HUT Singaraja ke 15 melalui Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Buleleng diselenggarakan di Panggung Pekan Apresiasi Seni di Lapangan Bhuana Patra Singaraja.