Gua atau Loko’ Wai Lambun yang lebih di kenal dengan nama Loko’ Bubau terletak pada sisi gunung atau bukit batu bagian barat dan dimana mulut gua terletak pada sisi barat yang tidak berjauhan dengan mulut gua sekitar 15 meter. Secara administratif letak Objek wisata loko; wai lambun berada pada Dusun Asaan, Desa Kadingeh, Kecamatan Baraka, Kabupaten Enrekang Provinsi Sulawesi-Selatan.
Kawasan Loko’ Wai Lambun memiliki luas keseluruhan 23.7 Ha dan memiliki batas-batas wislayah Sebelah Utara: Desa Bungin, Sebelah Selatan: Sungai dan Desa Bungin, Sebelah Barat Buangin, Sebelah Timur: Banti. Lokasi mulut Loko’ Wai lambun tidaklah jauh dari pemukiman penduduk, dari rumah terdekat kemulut gua hanyalah berjarak 150 meter, sedangkan jarak dari jalan Desa Asaan berjarak sekitar 2 km, jarak jalan poros Enrekang-Toraja berjarak 15 km dan jarak dari objek wisata lainnya yang telah dikembangkan masing-masing sekitar 1,5 km.
Berdasarkan kondisi morfologi kawasan Loko’ Wai Lambun mengikuti bentukan morfologi khas tebing batu dimana berada di bagian endokrast. sedangkan morfologi yang berada di dalam Gua dihiasi oleh speleothem (ornament gua) yang terdiri dari stalagtit, stalagmite, coloumn, canopy dan flowstone serta terdapat tetesan air yang keluar dari celah-celah batuan (perkolasi). Secara geologis Loko’ Wai Lambun memiliki struktur batuan karbonat (batu gamping), pada umumnya batuan karbonat mudah mengalami pelarutan karena adanya reaksi kimia dengan air hujan yang bersifat asam, dengan adanya proses pelarutan pada batu gamping maka terciptalah sebuah sistem percelahan pada lahan karst sehingga terberntuklah lorong-lorong gua di kawasan karst dan turut serta mendistribusikan air hujan ke dalam bumi yang menjadikannya sumber mata air.
Dari hasil observasi tim kajian pengembangan desa wisata dapat diketahui bahwa Loko’ Wai Lambun titik rendahnya berada di ketinggian 353 mdpl, sedangkan jika diukur dengan permukaan tanah terendah di daerah itu yang diperkirakan merupakan dasar jalur sungai yang berada dalam tanah. Sedangkan jika di ukur ketinggian sungai yang berada pada mulut gua ketinggiannya 426 mdpl dan Dusunu asaan berada pada ketinggian 682 mdpl.
Jika dilihat dari materi pembentuknya, Loko’ Wai lambun merupakan sebuah gua yang berbentuk horizontal dengan kemiringan yang variatif mulai dari tanah datar hingga curam, selain itu memiliki lorong bercabang disertai 8 ruangan besar (chamber) dengan atap tertutup. Loko’ Wai Lambun memiki ketinggian lorong gua yang juga variatif dapat di perkirakan ketinggian rata rata sekitar 25 meter dari titik tanah paling rendah di dalam Loko’ Wai Lambun dan panjang 3.500 m.
Loko’ Wai lambun merupakan daya tarik utama yang disajikan Desa Wisata Kadingeh yang sebelumnya banyak dikunjungi wisatawan dikarenakan bau khas gua yang membuat segelintir pengunjung kurang nyaman, oleh sebab itu gua ini lebih di kenal dengan nama Loko’ Bubau (Gua Berbau), gua yang berbentuk horizontal yang berada lereng bukit batu dengan luas dan panjangnya gua ini menjadikan sirkulasi udara gua ini berjalan dengan baik sehingga wisatawan masih leluasa untuk bernafas dan jika wisatawan menyalakan api di dalam gua dan tidak padam, hal ini menandakan bahwa kadar oksigen di dalam Loko’ Wai Lambun cukup tinggi.
Hasil observasi pada objek wisata Loko’ Wai lambun terdapat beberapa kegiatan yang dapat dilakukan dilokasi tersebut seperti caving (susur gua), wisata edukasi, wisata sejarah dan kebudayaan, penelitian dan dengan kenampakan geologi alam khas gua alami yang menjadikan keunikan tersendiri dan berbeda dari objek wisata lainnya di Kabupaten Enrekang. Objek wisata ini juga cocok untuk melakukan kegiatan fotografi ataupun sinematografi.
Wisatawan yang berkunjung ke Objek Wisata Loko’ Wai Lambun tidak hanya disajikan sensasi wisata ‘underground’ saja namun wisatawan juga dapat melihat situs kepurbakalaan yang berada di Dusun Asaan tidak jauh dari Loko’ Wai Lambun. Berdasarkan pengamatan dan wawancara dengan masyarakat desa teridentifikasi sebagai sebuah situs hunian secara berkelanjutan (miulti compounent) dimasa lalu dan kuat kemungkinan gua ini digunakan sebagai pemukiman yang telah dihuni diperkirakan sejak masa megalitik/mesolitik hingga neolotik.
Potensi yang lain dimiliki Loko’ Wai Lambun selain dari keindahan dalam gua yang terbentuk alami gua ini juga memiliki penampakan fisik morfologi gua yang cukup cantik dengan ornament gua seperti stalagtit, stalagmit, flowstone, canopy, dan coloumn.