Festival ulat sagu dilakukan setahun sekali, dengan menebang sagu-sagu yang sudah ditentukan dan diberi ijin oleh kepala suku, sagu dibiarkan 2 bulan untuk mengalami pembusukan dan pembentukan ulat, ulat sagu sebelum dipanen dibuat suatu ritual untuk selanjutnya dipanen, ulat sagu yang dipanen di olah dalam bentuk dibakar seperti sate, dibakar dengan sagu bakar, di rebus dan dimakan dengan papeda bahkan sekarang sudah dibuat pitza dan es krim berbahan dasar ulat sagu dan tepung sagu