Tarian manca atau kata umumnya silat kampung merupakan budaya tua yang berkembang di Kabupaten Buton Selatan, Sulawesi Tenggara (Sultra). Manca ini diyakini sudah ada sejak zaman Kesultanan Buton dan terus dilestarikan secara turun temurun hingga saat ini.
Pada zaman dulu, manca memiliki beberapa fungsi, seperti untuk pertahanan diri dari lawan karena gerakan manca memang identik dengan seni bela diri. Kemudian untuk menghormati para prajurit yang baru saja pulang dari peperangan.
Selain itu, manca juga kerap dijadikan solusi ketika ada musyawarah yang tidak menemui jalan keluar akibat masing-masing pihak bersikukuh dengan pendapatnya. Maka digelarlah pertandingan manca. Hasil musyawarah nantinya akan mengikuti pihak yang menang.
“Perkembangan zaman, penggunaan manca untuk prosesi musyawarah tadi sudah tidak lagi dilakukan. Sebab, musyawarah sudah dilakukan dengan baik seperti saat ini. Kini manca hanya ditampilkan sebagai hiburan dalam berbagai acara dan tradisi adat saja.
Lewat hiburan atraksi manca ini akan semakin mempererat hubungan silaturahmi sesama masyarakat di kampung yang mengadakan atraksi manca itu karena lewat acara itu mereka bisa berkumpul. Selain itu, pemain manca dari luar kampung juga biasanya datang menunjukkan kebolehan dalam menampilkan jurus-jurus manca sehingga hubungan silaturahmi antar kampung terjalin