Di tengah riuh pikuknya isu sara yang beredar di belahan dunia, beriringan dengan semakin gencarnya Pencarian dan penemuan manuskrip kuno, sebagai bukti nyata atas peradaban perkembangan sejarah timur.
Seperti yang baru-baru ini di sher oleh Branda fan page Gus Ulil terkait dengan penemuan manuskrip arab tertua karya Abu Ubaid al-Qasim Ibnu Sallam.
Melalui Universitas Leiden di Belanda meluncurka secara terbuka manuskrip arab tertua yang ditulis di atas kertas. Manuskrip ini bertiti-mangsa 252 H (866 M). Dengan kata lain, manuskrip ini ditulis kira-kira empat tahun sebelum wafatnya Imam Bukhari yang meninggal pada 256 H.
Ini adalah manuskrip kitab “Gharib al-Hadis” karya seorang ahli hadis dari abad kedua/ketiga Hijriyah yang cukup terkenal bernama: Abu Ubaid al-Qasim ibn Sallam yang wafat pada 224 H/838 M. Dengan kata lain, manuskrip ini ditulis sekitar tiga puluh tahun setelah wafatnya sang pengarang — suatu jarak yang lumayan dekat.
Secara waktu, manuskrip ini ditulis kira-kira pada era yang sezaman dengan kerajaan Mataram Kuno yang berpusat di Jawa Tengah dan Jawa Timur, di bawah kekuasaan dinasti Syailendra.
Sebetulnya, ini bukan manuskrip Arab tertua yang ada pada kita. Banyak manuskrip lain yang dari segi titi-mangsa lebih tua, tetapi hampir semuanya ditulis di atas medium non-kertas, seperti kulit hewan atau kertas papirus (waraq al-bardi). Sementara manuskrip yang ditulis di atas kertas yang terbuat dari bubuk kayu, inilah manuskrip yang sejauh ini paling tua yang masih kita warisi.
Manuskrip ini terdiri dari dua puluh juz, hanya saja juz ke-15 hilang. Yang tersisa hanyalah sembilan belas juz saja.
Temuan ini, bagi saya, amat menakjubkan: menandakan bahwa tradisi literasi dan kepengarangan di masyarakat Islam sudah begitu maju pada era yang masih cukup dini, yaitu dua abad setelah wafatnya Kanjeng Nabi kata Gus Ulil melalui fanpage milinya.
Penemuan manuskrip kuno dibeberapa wilayah Arab, dan hingga wilayah Nusantara mengingatkan saya pada manuskrip kuno yang dimiliki oleh masyarakat Desa Sapit.
Sejauh ini, informasi yang saya dapatkan bahwa, ada Tujuh buah manuskrip kuno dan atau al-Qur’an yang ada tersebar di desa sapit. Namun setelah sekian lama proses pencarian, Tim Pusaka Desa hanya menemukan Tig buah manuskrip dan Dua Buah Al-Qur’an yang masih tersimpan rapi di rumah warga.
Dari penemuan kitab kuno tersebut rata-rata di tulis dari kertas yang terbuat dari serat kayu berlapiskan kulit hunta.
Proses pencarian akan terus dilakukan sebab ini adalah kekayaan desa yang sangat berharga, sebagai pelengkap dan penyempurna perkembangan sejarah islam pada masa lalu.
Dari ketujuh manuskrip tersebut ada satu manuskrip yang membuat tim berusaha keras untuk “harus menemukanya.
Dari ketujuh al-qur’an kuno tersebut, satu diantaranya sangat berbeda dengan yang lainya. Dalam penulisan al-qur’an kita mengenal dengan surat pertama adalah Al-fatihah. Namun salah satu dari sekian banyak Al-Qur’an tersebut satu diantaranya berbeda dengan yang lainya, yaitu lembaran pertama dimulai dari surah Al-Ikhlas. Tentu saja ini adalah al-quran yang sangat unik, dan sangat bermanfaat serta butuh kajian lebih dalan terkait dengan sejarah dan filosofinya.