Menurut sejarah, air terjun ini sudah eksis jauh sebelum belanda masuk ke Desa Pao, namun kurang diketahui keberadaannya hingga saat Noni-Noni belanda menjadikannya sebagai tempat permandian di kala itu. Bantimurung Gallang juga menjadi sejarah peristiwa di zaman kerajaan Pao yang kala itu dikuasi oleh Arung Pao, yang menjadikan tempat ini sebagai tempat mengeksekusi masyarakat yang melanggar hukum adat yang berkaitan dengan Siri' na Pacce di zaman kerajaan, dengan cara mengikatkan batu besar ke badan pelanggar hukum adat lalu melemparkannya dari atas air terjun.
Dalam sumber yang lain berpendapat bahwa Bantimurung Gallang memiliki nilai spiritual tersendiri karena berhadapan langsung ke arah matahari terbit. Hal itu disandingkan dengan ditemukannya air terjun ini oleh seorang wanita yang merupakan anak dari raja Luwu yang diperintahkan langsung oleh ayahnya untuk menyusuri sungai dengan perahu sampai ditemukannya air terjun yang menghadap langsung ke arah matahari terbit. Ini juga yang menjadi cikal bakal lahirnya kerajaan di Pao.