Merawis Agenda tahunan di bulan syaaban yang di adakan di depan kubah surgi mufti syekh jamaluddin lebih tepat nya di halaman masjid bani arsyadi surgi mufti sungai jingah yang di mana acara itu sekaligus memperingati haul nya Qodhi H.Arsyad / Qodhi H.Anang Arysad Anak dari Datu Surgi Mufti Syekh Jamaluddin Albanjari dan juga sekaligus menutup kegiatan Majelis rutin mingguan di karenakan menjelang bulan suci ramadha .
Kesenian merawis ini merupakan kombinasi antara seni perkusi dan ritmis dinamis yang dimainkan 16 sampai 18 orang pria sebagai pemain musik, penyanyi dan penari .
Ciri khas musik ini adalah adanya alat musik perkusi (dipukul) marawis yang menyerupai rebana namun kedua sisinya tertutup dari bahan kulit hewan. Ukurannya juga lebih kecil .
Selain marawis, ada juga terdapat alat musik yang ditabuh seperti gendang. Alat ini bernama Hajir. Kedua alat inilah yang menjadi sebutan nama kesenian ini yang disebut Hajir Marawis .
Alat musik pendukung lainnya berupa suling dan tamborin juga menjadi bagian pelengkap kesenian yang sering digelar pada acar hajatan keluarga Habaib ini .
Kesenian ini tidak hanya mempertahankan nilai-nilai tradisional saja, namun menjadi seni budaya Islam yang sarat akan kecintaan terhadap tuhan sang pencipta alam .
Ini dipentaskan untuk mengiringi shalawat atau pujian kepada Allah dan Rasul, itu tercermin dari berbagai lirik lagu yang dibawakan seperti qasidah yang disenandungkan penyairnya .
Kesenian Hajir Marawis ini biasa dipentaskan pada acara hajatan seperti perkawinan, sunatan, aqiqahan yang sifatnya untuk mengibur namun tak lepas dari nuansa Islam .