Setiap tamu/wisatawan dari Malaysia ,yang ingin berkunjung Kampung adat Bung Kupuak,mereka diwajibkan melalui jalan khusus,yaitu jalan pendakian Tangga Seribu. Sekilasn Tangga Seribu terlihat masih sangat alami,sebuah tangga yang disusun dari balok-balok kayu ulin/atau dalam istilah masyarakat setempat,kayu Belian,apakah anda sudah pernah datang ketempat ini? coba hitung jumlah tangganya berapa?.............
Ada sepotong legenda turun-temurun,yang masih melekat dan menjadi kepercayaan masyarakat Dayak Bidayuh perbatasanan ,konon menurut para tetua adat dayak Bidayuh perbatasan,jalan masuk Tangga Seribu adalah jalan masuk yang akan melalui sebuah tempat keramat berupa sebuah batu alam yang dihormati secara turun-temurun bahwa batu tersebut adalah salah satu stana “leluhur penjaga Dayak Bidayuh ”. konon pengunjung yang memiliki niat jahat ,niat jahat tersebut akan sirna saat melaui batu penunduk.
Bung Kupuak memiliki lokasi di sebuah bukit yang tidak terlalu tinggi,memiliki berbagai tanaman buah-buahan yang tumbuh alami,seperti Durian,rambai,dan belakangan mulai ditanam berbagai buah-buahan bibit unggul,seperti sawo,mangga,rambutan,kelengkeng dan sebagainya, oleh karena itu,bagi wisatawan yang kebetulan berkunjung saat musim durian,bisa menikmati suasana tenang Bungkupuak,sambil makan Durian , wow.....tentu sangat mengasyikkan........
SSttt..............Ada lokasi yang belum dibuka untuk umum,berupa kawasan kolam air hangat,masyarakat setempat mempercayai air ditempat ini bisa menyembuhkan penyakit bagi yaang meminum,ataupun mandi dilokasi ini, hanya orang-orang tertentu yang mengalami masalah kesehatan ,dan minta bantu tetua adat setempat yang bisa berkunjung ke lokasi ini.
Secara garis besar Bung Kupauak terdiri dari 3 bagian besar ,bagian pertama adalah tempat parkir besar,yang direncanakan beberapa bus pariwisata besar bisa masuk dan parkir di lokasi ini, namun tempat parkir besar ini belum terbangun ,semoga tahun depan bisa terbangun.
Selanjutnya bagian kedua,adalah tempat aktifitas sehari-hari masyarakat yang terdiri dari beberapa bangunan yang bisa dijumpai saat kita berkunjung,diantaranya gerbang utama ,yang dihias nama BUNG KUPUAK ber cat merah,dan terdiri dari huruf 3 dimensi,biasanya menjadi salah satu spot foto lokasi ini. dari gerbang utama ini,telah dibangun jalan setapak untuk pejalan kaki,disebelah kanan berjajar bangunan pusat informasi,kemudian wc umum,pusat oleh-oleh,pusat kuliner,gajebo, dengan tempat parkir permanen yang terbuat dari paping.
Selanjutnya disebelah kanan terdapat menara pandang,dari lokasi ini kita bisa melihat hampir seluruh areal ,biasanya di pakai untuk membuat foto dari lokasi ketinggian. Di tengah tengah terdapat panggung terbuka yang tidak terlalu besar (mini theatre) ,biasa dipakai tempat berlatih tari oleh muda-mudi setempat,dan menjadi panggung pentas diacara khusus. . Sebelah kiri terdapat dua buah gajebo,dankita bisa menyusuri jalan wisata sampai ke gerbang belakang. Gerbang belakang Iini terhubung dengan tangga Seribu,disekitar gerbang belakang terdapat wc umum dan 2 buah gajebo yang nyaman,karena dibangun dilokasi yang teduh. jalan wisata juga dibangun mengelilingi bangunan utama , dengan 3 buah gajebo.
Bagian selanjutnya adalah bagian ketiga,lokasinya di puncak Bukit,merupakan tempat yang paling dikeramatkan oleh masyarakat setempat. di lokasi ini terdapat 2 buah bangunan yang serupa,salah satunya bangunan terbesar yang merupakan bangunan utama,oleh masyarakat dayak dikenal dengan nama Baluk,namun oleh masyarakat Dayak Bidayuh menyebutnya dengan nama “Pangah Bipokat”. apakah fungsi,rumah adat ini? , ada apakah didalam rumah adat yang besar ini? bagai mana Rumah adat ini dibangun? tentu banyak pertanyaan yang ada dalam pikiran kita, bila ingin tahu lebih banyak, Dewi Jagoi siap menemani dan melayani, welcome.....
Di puncak bukit,lokasinya diseberang Pangah bipokat ,terdapat bangunan yang tidak permanen,biasanya dibangun secara gotong royong oleh masyarakat setempat,dan akan diganti setiap tahun. Rumah Panjang khas Dayak,difungsikan untuk tempat menginap atai beristirahat sejenak bagi kerabat jauh yang tidak memiliki keluarga di sekitar desa.
Apa pula yang disebut Rumah Bawal...?, dan Sigal Paad Sadih ?
Benarkah dahulu lokasi ini merupakan sarang ayam hutan Kalimantan? ,apakah ayam hutan kalimantan saat ini masih bisa di jumpai di rumah adat Bung Kupuak?,Yook kita tanya dengan DEWI JAGOI.....
Konon nama Jagoi Babang diberikan karena banyaknya komunitas ayam Jago Hutan Asli di Areal perbatasan kalimantan ,menyebabkan lokasi ini diberikan nama Desa Jagoi Babang.,namun saat ini ayam hutan kalimantan ini sudah sangat langka. yook cari penyebab langkanya si ayam Jago......